Selamat Datang!

Selamat Datang di Ah! Baru tahu!

web yang membahas Xenology, dan disadur dari forum terbesar di Indonesia Kaskus.us

Xenology (from Greek language xenos = "foreign, guest" and λογος (logos) = "word") denotes research or information about foreign, alien, secret or generally unknown things. One who studies xenology is a xenologist

Tags

Randomization


Untuk semua postingan Feed

Sabtu, 30 Mei 2009

Count de Saint Germain

Count de Saint Germain

February 1784 - Seorang pria terbaring sekarat di Eckenforde, Schleswig-Holstien (sekarang bagian Jerman). Ia menderita rematik dan depresi. Dari kerut wajahnya seperti berusia 70 tahun. Ia berpakaian sopan, rapi, dan sikapnya menawan. Terlihat biasa, namun beberapa hari setelahnya Charles, Prince of Hesse-Cassel, menyatakan bahwa orang tua tersebut adalah "one of the greatest sages ever lived" dan desas-desus berikutnya menyatakan bahwa orang tua tersebut akan bangun lagi, atau sebenarnya tidak pernah mati. Raja Prussia Frederick the Great memanggilnya "the man who could not die". Kematian hanyalah sebuah episode biasa dari hidup Count de Saint Germain - one of the most remarkable and mysterious figures of recent history.

Orang ini mulai mendapat perhatian dunia semenjak musim panas 1756 saat ia muncul di lingkungan ningrat kumpulan Parisian. Ia memperkenalkan dirinya sebagai "Count de Saint Germain", seorang asing yang menyolok karena ia berbusana sinister black, sangat kontras dengan fashion pria pada waktu itu yang berwarna meriah. Koleksi diamond-nya yang ada di cincin bahkan sampai menjadi hiasan sabuk memperlihatkan ia memang aristokrat asli, meskipun tidak seorang pun di Paris yang bisa mengenalnya.

Kecurigaan para bangsawan Paris segera sirna karena Count itu memiliki pembawaan hangat, sikap yang ramah, cerdas, dan bakat multi-talenta. Ia bisa bermain piano, violin, bernyanyi, mampu berbicara berbagai bahasa Eropa termasuk bahasa Sankrit dengan lancar. Namun di atas itu semua, ia adalah pembicara yang menakjubkan, seakan-akan memiliki ensiklopedi pengetahuan dalam benaknya tentang segala hal yang diperbincangkan oleh para bangsawan. Ia berkata bahwa ia datang ke Paris menemani Marshal de Belle-Isle, karena berhasil menyembuhkannya dalam sebuah aksi militer. Dalam pesta ningrat tersebut, Count de Saint Germain berhasil menyembuhkan seorang wanita yang keracunan jamur hidangan.

Countess von Gery, istri seorang duta besar Perancis di Venice (Italia) selama 40 tahun, telah kembali ke Paris. Ia merasa pernah bertemu dengan nama yang sama saat masih bertugas di Italia. Ia mengusahakan supaya dapat bertemu dengan sang Count de Saint Germain. Kemudian mereka berdua bertemu, dan berbincang-bincang. Saat perbincangan mengarah ke topik tentang Venice, Countess von Gerry berkata bahwa ia pernah bertemu dengan ayah dari Count de Saint Germain puluhan tahun silam, karena muka mereka sangatlah sama. Sang Count hanya tersenyum, menggeleng, dan mengaku bahwa ialah yang pernah Countess von Gerry temui dulu di Venice, dan bukanlah ayahnya. Countess von Gerry terhenyak dan bingung, karena “Count de Saint Germain” yang pernah ia temui puluhan tahun yang lalu di Venice dengan yang ia hadapi hari tersebut adalah orang yang sama berusia 40 tahun-an namun terlihat tidak berubah, sakan-akan tidak pernah menua barang sehari pun. Countess von Gerry berkata jangan bercanda. Namun pria itu meyakinkan sang countess dengan menceritakan detail pertemuan mereka puluhan tahun silam di Venice, dan detail tentang kota Venice.

Kini Countess von Gerry berhasil diyakinkan dan kini menjadi merinding waspada. Sang Count melanjutkan, “saya seorang yang sebenarnya amat tua”, dan dibalas oleh Countess von Gerry, “jika begitu maka Anda adalah jelmaan setan!”. Usai mendengar kalimat itu, wajah Count de Saint Germain berubah, ia menjadi pucat, dan mulai gemetaran. Ia berbisik, “please, no such names” sambil beranjak pergi meninggalkan ruangan dengan lunglai. Pertemuan ini sampai ke telinga kerajaan, orang-orang mulai mengkaitkan pria ini dengan kisah “Wandering Jew”.

Kisah tentang “Wandering Jew” merebak di Eropa dibawa oleh para prajurit sekembalinya mereka dari Perang Salib. Kisah ini menceritakan tentang seorang yang hidup pada jaman Yesus, menjadi bawahan Ponsius Pilatus – gubernur Romawi yang memutuskan hukuman salib sampai mati. Dari berbagai sumber, orang Yahudi ini bernama Cartaphilus, hadir saat pengadilan dan mendukung hukuman mati. Kemudian, saat Yesus memanggul salib di jalan raya Yerusalem, Cartaphilus adalah salah seorang dari kerumunan massa yang mengikuti di belakang. Saat melihat Yesus berhenti kelelahan, Cartaphilus menyeruak dari kerumunan dan berkata pada Yesus untuk bergegas. Yesus berkata kepadanya, “Aku akan segera pergi, namun kamu akan tetap tinggal sampai Aku kembali”. Lalu Yesus bangkit dan meneruskan perjalanan memanggul salib, meninggalkan Cartaphilus yang berdiri kaku tidak bisa berbicara apa pun karena rasa takut yang amat sangat menerpanya.

Tahun-tahun berlalu, dan ucapan Yesus menjadi kenyataan. Cartaphilus menyaksikan keluarga dan teman-temannya menjadi tua dan meninggal, namun ia tidak menua sedikit pun semenjak kejadian di Yerusalem. Cartaphilus tahu nasibnya, ia harus tetap ada di Bumi sampai Yesus datang lagi. Orang terkutuk ini mengepak barang-barangnya, dan berkelana into the mists of time. Pada tahun 1228 seorang uskup Armenia yang mengunjungi St.Albans berkata bahwa ia telah bertemu dengan Cartaphillus.

Kembali ke Paris, bagaimana mungkin para bangsawan mudah percaya bahwa Count de Saint Germain adalah orang yang sama? Mengingat pada waktu itu adalah jaman berpikir (Age of Reasoning) dan Paris menjadi ibukota intelektual dan budaya Eropa – Voltaire sedang pada masa jayanya, penulisan buku ensiklopedi pertama baru dimulai, dan science seakan-akan menjadi agama baru.
Raja Perancis kemudian mengundang Count de Saint Germain ke kediamannya. Seperti biasa, ia sangat mengagumkan, dan terlihat menguasai berbagai ilmu pengetahuan, baik science bahkan alkemi. Ia bisa menghilangkan cacat pada batu permata, sebagai bukti ia meminjam sebuah diamond senilai 6,000 Franc, memolesnya, dan mengembalikannya sekarang berharga 10,000 Franc dinilai oleh ahli perhiasan. Seorang petualang Casanova, mengaku pernah melihat sang Count merubah perak menjadi emas.

Jika ia benar telah hidup sepanjang 2,000 tahun, siapa yang berani membantah mengingat kemampuan ajaib yang dimiliki dan dipelajari sang count selama itu? Banyak pencapaian ilmiah bangsa Mesir, Cina, dan Arab yang diketahui oleh sang count, menggunakan keahliannya untuk berbagai macam hal, bahkan mungkin mengubah jalannya sejarah dunia. Pengetahuan sejarah Count de Saint Germain seperti buku ensiklopedi. Para pelajar tidak bosan-bosannya berusaha bertemu dengan sang count, yang terus memperoleh ilmu-ilmu baru tentang beberapa titik event sejarah purba, dan sering kaget dari kisah yang diceritakan oleh sang count seakan-akan ia sendiri memang pernah berada di sana (first-hand knowledge).

Sang count bahkan mengirim surat ke seorang putri keluarga kerajaan mengingatkannya tentang suatu hal. Putri tersebut heran karena apa yang ditulis dalam surat tersebut adalah rahasia keluarga yang ditutup rapat, yang diwariskan turun-temurun semenjak nenek moyangnya di perang Marignano ((1494–1559) atau hampir 200 tahun sebelumnya.

Count de Saint Germain tidak pernah menyangkal namun juga tidak mengiyakan apakah ia benar legenda “Wandering Jew” itu. Dari beberapa perbincangan para saksi pernah mendengar ia berceloteh tanpa sadar tentang kejadian-kejadian di jaman Yesus hidup, seakan-akan ia hidup di jaman itu dan mengenal setiap tokoh yang ada di sana. Saat ditanya lebih lanjut, sang count hanya mengeles dan cepat-cepat mengubah subyek pembicaraan.

Satu hal yang menherankan, ia hampir tidak pernah terlihat menyantap makanan dan minum saat pesta atau perjamuan resmi. Para pelayan Count de Saint Germain hanya berkata sang count lebih suka makan di ruangan pribadi dan tertutup.

Diam-diam para ahli sejarah kerajaan memeriksa tentang “Count de Saint Germain” dan menemukan bahwa pada 1745 seorang asing ditahan di London dengan tuduhan memata-matai Bonnie Prince Charlie. Sebuah petikan surat Horace Walpole mencatat kejadian itu: “…kami telah menangkap seorang yang bergelar Count de Saint Germain. Ia telah ada di sini dua tahun lamanya… ia bernyanyi di tahanan, meminta violin, dan berkata tentang istrinya yang tinggal di Konstantinopel… Prince of Wales memiliki kecurigaan tertentu terhadapnya…”. Jadi dalam waktu 10 tahun orang ini telah berubah secara radikal dari tahanan intelijen di London menjadi aristokrat di Venice?

Berhasil memperoleh kepercayaan raja Perancis, pada tahun 1760 Count de Saint
Germain dikirim ke Hague untuk misi diplomatik perjanjian damai rahasia dengan Inggris. Setelah ini benar-benar membingungkan para ahli sejarah. Ia juga tercatat melakukan kunjungan ke Belanda, mengambil bagian dalam perang Rasso-Turkish (1768-1774), dan memperoleh pangkat Jendral di Imperial Russian Army, kemudian lenyap tanpa jejak.

Lima tahun kemudian, Marie Antonette menerima sepucuk surat dari “Count de Saint Germain”, memperingatkannya tentang setelah kejatuhan Bastille dan perubahan besar-besaran di Perancis beserta konspirasi yang terlibat di dalamnya. Namun sayang sang ratu tidak berhasil selamat dari gelombang revolusi dan dihukum mati. Madame Adhemer, seorang teman dekat ratu, membaca surat ini yang berisi bahwa Count de Saint Germain baru saja pulang dari negara pulau di timur Cina (sekarang Jepang), dan berhasil merekam jejak sumber asal konspirasi sebuah lembaga dunia yang sedang menggerakan Perancis. Pada tahun 1870 di berbagai tempat timbul desas-desus tentang sang count hingga Kaisar Perancis Napoleon III memerintahkan penyelidikan resmi. Semua dokumen berisi keterangan saksi, jurnalis, studi ahli sejarah yang berhasil dikumpulkan oleh agen kekaisaran berubah menjadi abu akibat kebakaran mendadak tempat dokumen-dokumen tersebut disimpan di Hotel de Ville. Sejak saat itu hanya sangat sedikit bukti peninggalan Count de Saint Germain. Hanya satu manuskrip yang tersisa dengan segel “La Tres Sainte Trinosophie” ditulis dengan bahasa aneh dan kode yang kompleks, sejauh ini belum berhasil diterjemahkan dari bahasa apa pun yang kita kenal.

Sumber image di bawah: hxxp://bibliodyssey.blogspot.com/2006/12/la-trs-sainte-trinosophie.html (ubah hxxp jadi http)

La Tres Sainte Trinsophie Titlepage


2 people at altar


Two Lions Emblem


Coiled Snake, Chalice and Sword


Ibis Pyre and Candle


Triangular Symbol in Cloud


Ibis, Flame on Altar


Circular Symbol with Ancient Script


Crowned Lion and Grapes above Altar Pyre


Horse with Corpse; Person and Corpse


Person Arising from Coffin


Snakes Symbol with Feather Decoration


Man and Woman Grapple Next to Tree


Centurion and woman with Symbol from Sun


Crown Symbol with Feathering Motif


Idiogrammatic Script


Idiograms


Circular Symbols and Table of Symbols


Hebrew in Target Symbol and Idiograms


Idiograms in Triangular Layout


Lamp, Wreath, Winged Symbol and Torches


@Xenology@kaskus.us

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

2 komentar:

  1. saya rasa dia hanya alat dari akal busuk seorang dajjal (semoga Allah mengutuk Ia dan seluruh pengikutnya) ...
    aku bisa tahu itu dengan jelas, hanya dengan melihat manuskrip-manuskrip di atas ...
    Jika pambaca lebih memperhatikan, kalian pun pasti akan melihat seperti apa yang saya lihat.
    (Tanpa mengurangi rasa hormat, tanpa bermaksud sombong, ataupun mendahului para ilmuan yang lebih tahu. Demi Allah, saya hanya berpegang pada sebuah keyakinan, dan sedikit referensi dari salah satu buku terbaik yang pernah saya baca). Saya melihat banyak simbol di manuskrip itu yang tertuju dan memang di gunakan oleh dajjal untuk menunjukan diriya pada Dunia, bahwa dia "ada". Sebagai pemegang peran dalam akhir perjalanan seluruh umat manusia di bumi, dan seluruh jagad raya.

    BalasHapus
  2. banyak mirip tulisan arab...

    BalasHapus

Ask

powered by Answers.com

Pengikut